CINTA NAYRA
Oleh : Sarah Nurul Fadillah
Dinginnya udara pagi itu
Membuat semangatku begitu menggebu
Dengan baju putih biru yang baru
Dengan teman-teman baru
Dengan suasana baru
Jalan sudah mulai ramai dengan keceriaan
Didepan pintu gerbang sekolah pun begitu gemuruh
Tiba-tiba …
Laki-laki bertubuh tinggi dan tegap itu menatapku
Senyumku pun terlempar dengan kagum
Mataku pun tertuju padanya
Langkahnya semakin jauh dan dia pun menoleh ke belakang seolah menatapku
Akgh,,, mungkin itu hanya khayalan kusaja
10 juli 2014
Salah satu puisi yang pernah Nayra tulis 5 tahun lalu yang tak sengaja Nayra temukan dalam sebuah buku yang sedang dibacanya malam itu. Puisi yang tiba-tiba mengingatkannya pada seseorang yang pernah dikaguminya.
Nayra tiba-tiba tersenyum memandangi kertas yang sedang dipegangnya itu, perlahan disimpan di atas meja dan mengambil secangkir kopi, matanya pun menatap bintang dan merasakan hembusan angin malam. Apakah perasaan yang dulu pernah dia rasakan sekarang hadir lagi? pikirnya dan bergumam dalam hati.
***
“WEY! Kamu masih pagi udah bengong, yang lain pada kemana, Nay ? tumben belum pada nongol “Andra menyapa Nayra yang sedang duduk sendirian di kantin sekolah.
“Entahlah Dra, mana tau. Sebentar lagi mereka nongol.” Sahut Nayra yang sedang menikmati roti dengan secangkir kopi.
Andra tiba-tiba meminum kopi Nayra sambil tersenyum “ Manis Nay kopinya ”.
“Andra, kamu tuh kebiasaan yah kaya gini!hmm “ nada kesal Nayra pada Andra karena kopinya dihabiskan dalam sekali teguk. Andra hanya senyum menggoda tanpa rasa bersalah.
Dari kejauhan sudah terdengar suara Raina, Sarah dan Kanaya. “Hai… Nay!” mereka melambaikan tangan kepada Nayra sambil berjalan menghampiri.
“Hmmm… Andra ngapain loe pagi-pagi gini udah berdua saja dengan Nayra?” Kanaya menggoda mereka berdua” Sarah dan Raina pun tertawa ikut menggoda.
Kalian ini benar-benar yah, apalagi kelakuan Andra kalau bukan dia nyuri kopiku alias meminum kopi punyaku tanpa izin, dasar cowok menyebalkan. “ Nayra agak kesal”
Kring… jam belajar pun sudah mau dimulai. Nayra, Raina, Sarah dan Kanaya pun bersiap membereskan tas dan buku-buku mereka menuju kelas, sedangkan Andra kearah berbeda karena beda kelas.
“Kamu hati-hati ya, Nay. “Andra teriak sambil setengah berlari”.
“Sepertinya Andra menyukaimu Nay,” kata Raina menggoda. Nayra terdiam, mungkin kah? Batinnya.
* Bersambung *