Garoetpos.com – Semua berawal dari pertemuan kita yang tidak sengaja, jauh sebelum aku mengenal suamiku yang sekarang. Dimana waktu itu aku sedang magang dikantor mu. Kita yang sama-sama cuek, entah bagaimana awalnya. Sampai kita ada ketertarikan masing-masing. Sampai akhirnya kita mulai menjalani hubungan bersama.
Setelah hampir tiga tahun kita bersama. dia pernah bilang “ kita pergi” aku akan meninggalkan semua pekerjaan, jabatanku dan semuanya. Kita akan memulai semuanya hanya berdua saja! Yah, itu yang dia lakukan ketika ada seorang laki-laki yang datang bersama orang tuanya untuk melamarku. Ketika hubungan kita yang memang tak akan mendapat restu, dan ada seseorang yang tertarik kepadaku dan bicara kepada ayah dan melamarku. Tak banyak yang bisa ku perbuat waktu itu, bukan berarti ku mengabaikanmu atau tak mencintaimu. Tapi mungkin ini adalah waktunya ku mengorbankan apa yang ku rasa untuk keluarga dan supaya keluarga tidak malu.
Mungkin, ini adalah jalan hidup dan peran yang harus kita jalani. Berat memang, tapi saat itu adalah dimana ku berada dititik pasrah dan patah hati karenamu. Waktu itu tak banyak yang bisa kita lakukan, hanya saling terdiam dan saling tersenyum melepas. Yah, karena itulah nyatanya aku harus bersanding dan hidup bersama dengan seorang pria, tapi itu bukan kamu.
Saling bergantung,
Katakanlah itu kebenarannya, dan saya disini hanya ingin mengucapkan terima kasih. Kamu yang sudah sabar, support, percaya, menganggapku ada, mengajarkan tentang banyak hal. Pemikiranmu, didikanmu, wawasanmu hanya untuk menjadikanku sampai di titik ini. Tak pernah ku bayangkan memiliki sebuah sanggar. Dimana semua ini dan bahkan dari nol kamu bantu, tapi tiba-tiba kamu bilang “ saya sudah tenang meninggalkanmu sekarang, karena kamu sudah menjadi kamu yang dulu dan sukses” walaupun kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama, tapi ini yang ingin saya lakukan dalam hidupmu. Membantumu membentuk karakter, semangatmu. Dan sekarang kamu sudah akan bisa berjuang untuk kehidupanmu sendiri, mungkin ini adalah saatnya semua kembali kepada tempatnya masing-masing.
Hhhmm,,, ketika sebuah rasa yang terlahir saling tergantung, tapi tidak untuk saling bersama. Kita selalu berusaha tetap melakukan yang terbaik untuk keluarga kita masing-masing, selalu menghilangkan ego yang kita miliki, karena kalau kita melakukan itu. Ada mereka yang memang tidak akan siap dengan kepergianmu maupun kepergianku. Usia saya sekarang sudah tak lagi muda, dan kamu adalah salah satu orang yang sempat berada dalam sebagian besar halaman cerita hidupku. Kau sudah menyelesaikan tugasmu di dunia ini dengan sangat baik. Dan sekarang, saya pun harus memperbaiki hidup bersama keluargaku disisa waktu hidupku dan sanggar yang sudah ku bangun sampai sejauh ini.
Kamu yang pernah ada.
Untuk kamu sejatiku
Aku mampu, bukan berarti aku mampu tanpamu
Aku bisa, bukan berarti aku bisa tanpamu
Aku mampu dan bisa, karena ini adalah amanah dan keinginanmu,
Yang harus ku jaga dan aku pertahankan
Aku mampu dan bisa, karena ini keyakinanmu
Bahwa aku akan mampu dan bisa
Aku mampu dan bisa karena kamu senantiasa menjagaku, menemaniku
“Untuk kamu yang sudah dekat dengan Rabb-mu”
*Selesai*