Garoetpos.com – Kuliah Kerja Lapang (KKL) merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa Departemen Geografi di Universitas Indonesia.
Mata kuliah ini menitik beratkan kemandirian mahasiswa dalam belajar, dengan cara membaca buku teks, artikel jurnal, diskusi kelompok, mengembangkan gagasan permasalahan penelitian, mengembangkan metode pengumpulan data, dan melakukan pengumpulan data di lapangan. KKL dilaksanakan 2 kali oleh mahasiswa tingkat 2 dan 3 selama masa perkuliahan.
Kegiatan Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini diikuti oleh 39 mahasiswa dari 2 kelas yang berbeda, kegiatan KKL ini dilaksanakan pada 16-20 Mei 2022 di Kabupaten Garut.
Dalam kegiatan ini turut didampingi oleh 2 (dua) orang Dosen (Dra. Astrid Damayanti, M.Si. dan Dr. Taqyuddin, M.Hum) dan 2 (dua) Asisten Dosen (Fajar Dwi Pamungkas, S.Si dan Kintan Maulidina, S.Si.). Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini dibagi dalam beberapa kelompok yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Garut, di antaranya Kecamatan Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Garut Kota, Cilawu, Leles, Banyuresmi dan Cikajang. Dra. Astrid Damayanti, M.Si. selaku pendamping dalam kegiatan KKL menyampaikan,
“Dua tahun berturut sejak tahun 2020, Departemen Geografi mendapatkan peringkat 151-200 pada pemeringkatan internasional dalam rumpun ilmu Natural Science. Pemeringkatan ini diberitakan oleh The Quacquarelli Symonds World University Ranking (QS WUR) by Subject tahun 2020” katanya.
Pemberitaan tersebut lanjut Dra. Astrid Damayanti, M.Si. bahwa13 bidang studi di Universitas Indonesia (UI) dari 3 (tiga) rumpun ilmu (broad subject area) masuk dalam jajaran pemeringkatan internasional.
Sementara, Ketua Departemen Geografi FMIPA UI, Dr. Supriatna, M.T.,menuturkan bahwa “Geografi FMIPA UI telah melaksanakan banyak program yang menjadi standar kualitas yang digunakan QS WUR 2020, di antaranya reputasi Sumber Daya Manusia (SDM), H-Index Citation (tolok ukur dosen atau peneliti dalam mengembangkan kelilmuwan), kualitas karya akademis, dan reputasi akademis”.,ujarnya.
Kegiatan KKL di Kabupaten Garut ini merupakan salah satu penyelenggaraan program “Merdeka Belajar – Kampus Merdeka” (MBKM) yang telah diberlakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk perguruan tinggi.
Kebijakan ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui beberapa kegiatan pembelajaran dalam ruang lingkup kerja sama program MBKM, di antaranya pertukaran pelajar, magang bersertifikat/praktik kerja, riset, proyek independen, kegiatan wirausaha, proyek kemanusiaan, asistensi mengajar di satuan pendidikan, dan proyek di desa atau kuliah kerja nyata tematik. Pada kegiatan KKL di Kabupaten Garut, kerja sama dilakukan dengan Fakultas Pertanian Universitas Garut.
Dr. Tintin Febrianti, S.P., M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Garut (UNIGA) menyampaikan kepada awak media pihaknya turut terlibat dalam kerja sama ini bersama dengan 21 mahasiswa Faperta UNIGA.
Kerja sama dilakukan dalam bentuk transfer knowledge antar mahasiswa melalui pendampingan ke lapangan (survei) dan presentasi hasil oral dan poster. Pendampingan ke lapangan dilakukan pada 17 dan 18 Mei 2022 dan presentasi hasil dilakukan pada 19 Mei 2022 di Faperta UNIGA.
Pelaksanaan kegiatan kuliah kerja lapang ini dibagi dalam beberapa kelompok kerja yang disesuaikan dengan masing-masing tema yang dipilih oleh mahasiswa, diantaranya yakni pembahasan mengenai transformasi lahan dan pemukiman, fenomena suhu permukaan, pertanian, pariwisata, kebencanaan dan pengembangan fasos/fasum.
Mahasiswa Universitas Indonesia yang melaksanakan KKL dibeberapa titik kecamatan yang sudah ditentukan langsung melaksanakan presentasi.
Salah satunya adalah Afifa Ayu Nastiti, ia merupakan mahasiswa Universitas Indonesia yang melaksanakan KKL di Kecamatan Cilawu melaksanakan presentasi bahwa dirinya mengaku untuk di Kecamatan Cilawu harus ada pemetaan ancamanongsor Menggunakan Analisis SIG.
“Setelah kami amati dan melakukan penelitian di lapangan, khususnya di kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. ternyata kecamatan Cilawu ada beberapa titik ancaman longsor. oleh karena itu, sebagai antisipasi terjadinya longsor perlu adanya pemetaan dengan menggunakan Analisis SIG” tuturnya.
Kegiatan ini menggunakan data sekunder sebagai data penelitian, dimana data yang digunakan bersumber dari instansi pemerintahan yang ada di Kabupaten Garut.
Selain data sekunder, mahasiswa juga diharapkan dapat berinteraksi secara langsung dengan masyarakat di lokasi penelitian, hal ini diperuntukkan sebagai validator analistik dari data yang dikumpulkan secara sekunder, sehingga nantinya diharapkan dapat menciptakan manfaat bagi masyarakat.
Transformasi lahan dan permukiman merupakan salah satu tema yang menarik untuk dilakukan pembahasan di Kabupaten Garut. Hal ini sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk disuatu wilayah maka transformasi penggunaan lahan dan meningkatnya jumlah pemukiman penduduk tak bisa ter-elakan.
“Transformasi tersebut juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan suhu permukaan, sektor pertanian, pariwisata, kebencanaan dan ketersediaan fasos/fasum yang ada. Sehingga harapan kami, dengan diadakannya kegiatan kuliah kerja lapang (KKL) ini dapat memberikan manfaat baik bagi mahasiswa Departemen Geografi Universitas Indonesia maupun mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Garut sebagai pilar pendidikan yang berada di Kabupaten Garut” pungkas Dra. Astrid Damayanti, M.Si. (**)