Garoetpos.com – Bertempat di Hotel Agusta Cipanas Garut, Senin, 27 Juni 2022, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut menggelar Seminar Kebangsaan dengan mengambil tema Semangat Api Perjuangan dan Pemikiran Bung Karno yang di isi oleh Nara Sumber Dr. Muhammad Sabri dari BPIP, Dr. Abdy Yuhana, SH, MH dan Dr. Ir. H. Abdusy Syakur Amin, M.Eng, dengan dipimpin oleh Moderator Yuyus M Kartawiredja sebagai Sekertaris DPC PDI-P Kab. Garut.
Nampak hadir tamu undangan H. Memo Hermawan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Perwakilan dari Forkopimda Garut, Anggota DPRD Garut dari Fraksi PDI-P dan para peserta seminar yang memenuhi Aula Hotel Agusta Garut.
Dalam sambutannya, Yudha Puja Turnawan selaku Ketua DPC PDI-P Garut, menuturkan bahwa kegiatan Seminar ini di gelar sebagai upaya bentuk tanggung jawab untuk mempertahankan ideologi Pancasila, karena berdasarkan hasil kajian dari BPS, 75% rakyat Indonesia masih menginginkan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
“Walaupun kita mendengar ada sebagian orang yang ingin merubahnya, makanya kami dari DPC PDI-P Kab. Garut menggelar Seminar Kebangsaan tentang “Semangat Api Perjuangan dan Pemikiran Bung Karno” dengan menghadirkan Nara Sumber dari para pakar yang ahli di bidangnya”.,Ujarnya.
Selanjutnya dituturkan Yudha yang juga sebagai anggota DPRD Garut yang sangat aspiratif dalam menerima aspirasi/keluhan warga masyarakat yang ada di Kab. Garut, beliau selalu standby dan langsung terjun ke lapangan ketika mendapat kabar ada warga yang terkena musibah kebakaran, rumahnya mau rubuh, penyakit yang menahun dan kebutuhan sosial lainnya, itu semua dilakukannya dalam upaya melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai wakil rakyat.
“Ini harus saya lakukan karena mereka benar-benar sangat membutuhkan dan perlu bantuan, semoga apa yang telah kami lakukan bermanfaat dan bisa di rasakan oleh warga tersebut.”. Imbuhnya.
Dalam kesempatannya, Dr. Abdy Yuhana, SH, MH menjelaskan tentang semangat api perjuangan dan pemikiran Bung Karno, bahwa 355 tulisan dan pidato yang disampaikan Bung Karno baik itu tentang Nasionalisme, Islam, Marxisme dan lainnya, Bung Karno selalu menebarkan semangat api perjuangan, walaupun di tengah perjalan ada rintangan, tantangan dan hambatan baik dari ekstrim kanan dan ekstrim kiri, tapi sebagai negarawan beliau merangkulnya karena mereka bagian dari rakyat Indonesia. Ungkapnya.
Lebih lanjut di tuturkan Abdy Yuhana bahwa Soekarno mendapatkan gelar DR HC sebanyak 26 kali, baik dari Universitas Luar negeri maupun dalam negeri, Ini menunjukan bahwa pemikiran Soekarno memang seorang intelektual yang harus di warisi oleh para generasi muda sekarang, yaitu bagaimana waktu itu Bung Karno membangun gagasan Marhaenisme dan konsep tentang Pancasila sehingga tgl 1 Juni dipetingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Ucapnya.
“Pancasila itu mengatur 3 relasi : a). Mengatur Relasi antar individu dengan tuhannya, b). Mengatur Relasi individu dengan Negaranya, c). Mengatur Relasi antara Individu yang satu dengan yang lainnya. Untuk itu Pancasila harus jadi perekat buat seluruh rakyat Indonesia”.,Paparnya.
Dr. Muhammad Sabri dari BPIP menjelaskan tentang ideologi Pancasila yang harus benar-benar di laksanakan setiap anak bangsa dimanapun berada, mari kita untuk bersama-sama menjaga keutuhan NKRI dengan dasar negara Pancasila. Ujarnya singkat dan padat.
Sementara Dr. Ir. H. Abdusy Syakur Amin, M.Eng selaku Rektor UNIGA mendapatkan tugas untuk menyampaikan tentang peran seorang perempuan yang bernama Syarinah.
“Kami di kampus UNIGA selalu mengedepankan kebhinekaan dan memberdayakan kaum hawa untuk membantu saya sebagai dekan fakultas, dari 8 Dekan yang ada, 5 orang di pegang oleh Kaum Perempuan”.,Ujarnya
Selanjutnya dituturka Abdusy Syakur Amin, bahwa Peran ibu/wanita sangat penting, maka harus diberikan apresiasi kepada perempuan.
“Undang-undang telah memberikan kesempatan kepada kaum hawa untuk bisa duduk di legislatif 30% maupun menjabat di eksekutif, ini telah dibuktikan di negara Indonesia, Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota dan jabatan lainnya banyak di pegang oleh wanita, ini sebagai bukti bahwa pemikiran Soekarno untuk memuliakan seorang wanita (Syarinah yang dulunya berprofesi sebagai baby sister/pembantu), akhirnya sekarang telah terbukti, Ketua BPIP sekarang di jabat oleh seorang Wanita (Ibu Megawati)”., Ucapnya
Diakhir Pemaparannya, Dr. Syakur Amin yang merupakan putra dari Keluarga Besar Musaddadiyah, mengatakan, bahwa dulu seorang perempuan tidak di perkenankan untuk di publikasikan karena takut ini dan itu, padahal seorang istri juga harus terpublikasi biar ketahuan potensi dan bakat yang dimilikinya.
“Alhamdulillah sekarang sudah ada kemajuan seorang wanita bisa berkarier dalam berbagai bidang profesi dan keahlian baik di lembaga pendidikan, legislatif, eksekutif dan yudikatif.”. Pungkasnya. (**).