Garoetpos.com – Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kecamatan Karangpawitan yang juga Kepala Desa Situgede kecamatan Karangpawitan, Garut, Dedi Suryadi berencana untuk melaporkan seseorang yang mengaku wartawan ke polisi. Hal ini menyusul aksi pemerasan yang telah dilakukan orang tersebut terhadap dirinya.
Dikatakan Dedi, pada hari Kamis (3/11/2022) kemarin, dirinya tiba-tiba dihubungi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp dari seseorang yang mengaku wartawan sebuah media massa. Orang tersebut mengancam akan memberitakan hal yang jelek tentang Dedi di medianya.

Namun kemudian orang tersebut mengatakan jika Dedi mau memberikan uang kepada pimpinan redaksinya, maka berita itu tidak akan jadi ditulis. Tak tanggung-tanggung, ia meminta Dedi memberikan uang sebesar Rp10 juta kepada pimpinan redaksinya.
“Kemarin sayaendapatkan pesan melalui WA dari seseorang yang mengaku dari media. Ia awalnya mengancam akan membuat berita yang jelek tentang saya,” ujar Dedi saat dihubungi melalui telepon, Jumat (4/11/2022).
Namun tak lama kemudian, tutur Dedi, orang tersebut kembali menghubungi dan mengatakan agar dirinya segera menyelesaikan “urusan” dengan pimpinan redaksi jika tak ingin beritanya muncul. Dedi pun mencoba memancing dengan menanyakan apa yang ahrus dilakukannya agar berita itu tidak muncul.
Kemudian orang tersebut, ungkap Dedi, memintanya agar ia memberikan sejumlah uang kepada pimpinan redaksi dengan alasan pengganti biaya penghapusan berita yang telah muncul di online. Selain itu, uang itu juga untuk membatalkan berita yang rencananya akan dimunculkan di media cetak dengan total sebesar Rp10 juta.
“Ini aneh sekali, di sisi lain mereka menuding saya telah melakukan pemotongan uang dana desa dari para kades, tapi ujung-ujungnya mereka malah meminta uang dengan alasan untuk mendelete dan menutup berita. Makanya saya bersama para kepala desa di Karangpawitan sepakat untuk melaporkan hal ini ke polisi karena ini jelas-jelas sebuah tindakan pemerasan,” katanya.
Diakui Dedi, dirinya pun memutuskan berkoordinasi ke pihak Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Garut karena sebelumnya ada sejumlah wartawan yang datang kepadanya dan mengaku sebagai anggota PWI. Setelah dipastikan jika orang yang mengaku wartawan itu bukan anggota PWI, Dedi pun akhirnya mengerti dan menyesalkan hal itu.
Salah seorang pengurus PWI Garut, Feri Purnama, mengaku sangat prihatin dengan maraknya orang yang mengaku sebagai wartawan tapi tak melakukan aktifitas layaknya seorang wartawan. Apalagi keberadaan mereka malah meresahkan masyarakat karena sering mengintimidasi dan melakukan pemerasan.
Feri yang juga dosen Fakultas Fikom Uniga ini, menyampaikan tugas seorang wartawan hanya mencari informasi, wawancara, dan membuat berita. Oleh karenanya, jika ada orang yang mengaku-ngaku sebagai wartawan tapi melakukan aktifitas diluar itu, dapat dipastikan ia bukan wartawan.
“Tentu sangat prihatin dengan maraknya orang-orang yang mengaku-ngaku sebagai wartawan padahal sama sekali tak melakukan kegiatan jurnalisme tapi lebih untuk mengintimidasi serta melakukan pemerasan. Apalagi tak sedikit pula yang mengaku sebagai anggota salah satu organisasi wartawan seperti PWI,” komentar Feri.
Ia menyarankan kepada siapapun yang menjadi korban intimidasi serta pemerasan orang yang mengaku-ngaku sebagai wartawan agar tidak takut untuk melaporkannya kepada polisi. Bahkan organisasi PWI pun tak segan-segan untuk melaporkan orang-orang yang mengaku sebagai wartawan anggota PWI padahal bukan.***