Garoetpos.com – Perilaku seseorang pada usia dewasa tidak muncul dengan sendirinya, sebagian besar bisa muncul dari pengalaman yang terjadi pada masa lalu, salah satunya adalah pengalaman traumatis. Peristiwa traumatis tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental bahkan hingga usia dewasa.
Dilansir dari Psychology Today, sebuah studi yang dipublikasikan The Lancet Public Health menemukan bahwa pelecehan fisik, seksual, atau emosional, perceraian orang tua, kurangnya kasih sayang dari lingkungan sekitar, hingga kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di masa kecil dapat menimbulkan trauma sehingga memengaruhi kesehatan fisik, mental, dan sifat seseorang ketika dewasa.
Berikut beberapa dampak dari trauma masa kecil menurut studi yang dipublikasikan Childhood Adversity and Adult Personality dan Adulthood Personality Correlates of Childhood Adversity.
1. Neurotisme
Neurotisme adalah sifat yang menunjukkan tingkat kestabilan emosi seseorang. Masa kecil yang buruk membuat seseorang berisiko mengalami kesulitan dalam mengontrol emosinya. Dengan demikian, mereka rentan mengalami depresi, khawatir, marah, panik, atau gangguan kecemasan.
Neurotisme dapat terjadi pada orang dewasa yang pada masa kecilnya sering mengalami emosi, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mengelola emosinya.
2. Mudah Marah dan Agresif
Sifat yang mudah marah dan agresif berkaitan dengan sifat neurotisme yang tinggi. Umumnya, sifat ini ditandai dengan sikap yang mudah marah, sering memusuhi orang di sekitarnya, impulsif dalam bertindak, dan agresif secara fisik maupun verbal.
Penelitian menyebutkan, sifat mudah marah dan agresif ini dapat muncul karena saat kecil seseorang mempelajari bahwa marah dan agresif dapat melindungi diri dari risiko bahaya yang mungkin dapat menimpanya.
3. Sulit Berbaur dengan Lingkungan Sekitar
Seseorang yang masa kecilnya sering mengalami kekerasan dan kurang kasih sayang dari lingkungan sekitar cenderung sulit berbaur dan sering bertengkar dengan lingkungannya. Akibat hal itu, mereka lebih memilih bekerja sendiri daripada bekerja sama dengan orang lain.
4. Sombong
Pengalaman masa kecil yang buruk dapat menimbulkan sifat sombong pada seseorang. Dalam hal ini, sosok yang memiliki trauma dari masa kecil cenderung menginginkan ketenaran dan kesuksesan finansial untuk meringankan rasa sakit dan kekurangan di masa lalu.
5. Individualis
Penelitian menunjukkan, seseorang yang tumbuh dengan trauma masa kecil cenderung memilih menjadi sosok yang individualis dan memilih berjuang sendiri untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian, mereka terlihat lebih mandiri, ogah untuk bersosialisasi, dan sering terlihat menyendiri bila dibandingkan dengan orang-orang lainnya.