Garoetpos.com ,MEDAN – Kemajuan teknologi informasi saat ini melahirkan banyaknya media-media online atau media siber yang memberikan informasi lebih cepat dan akurat. Namun demikian ada tanggungjawab yang diemban oleh media siber untuk menjadikan pers nasional tetap sehat sebagaimana diamantkan oleh Dewan Pers dan Presiden RI, Joko Widodo.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pers M. Agung Dharmajaya kepada wartawan, Sabtu (11/02/2023).
“Persoalannya, apakah informasi yang disampaikan juga profesional. Ini menjadi penting, era bisa berubah, zaman bisa berubah, platform media berubah, tetapi kualitas tetap diperlukan, kompetensi wartawan menjadi penting dan hal ini merupakan filosofi kode etik jurnalistik,” kata Agung.
Secara khusus Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas 55 ini mengingatkan, setiap berita yang di buat media harus mengindahkan prinsip 5 W+1 H. Itu pula pesan yang ditekankan Dewan Pers dan Presiden pada puncak peringatan HPN 2023 di Medan.
“Tetapi, yang tidak kalah penting adalah dampaknya. Selalu ada tanggungjawab dari sebuah pemberitaan yang dimuat media,” ujar Agung.
Menurut tim perumus revisi Undang-Undang Penyiaran 2002 ini, pemberitaan obyektif menjadi sangat penting agar kepercayaan publik di tengah era konvergensi media tetap terjaga. Karena, lanjut Agung, pers akan tetap menjadi rujukan publik dalam mencari dan mendapatkan informasi.A
Disinggung banyaknya media konvensional yang mau gulung tikar, Agung mengatakan bahwa itu tidak bisa dipungkiri dan sebuah keniscayaan zaman. Tetapi, ia meyakini bahwa pangsa pasar media cetak masih ada.
“Hari ini dengan 274.000.000 penduduk Indonesia. Sekitar 202.000.000 itu sudah menggunakan internet. Artinya itu pangsa yang besar tinggal bagaimana kemudian temen-temen dari media konvensional tadi bisa beradaptasi dari sisi pola bisnis dan dari sisi teknologi sudah pasti harus melakukan transfer knowledge,” tutur Agung.
“Kemudian yang tidak kalah penting adalah kreativitas, inovasi, sharing knowledge dan kalau boleh mari kita turunkan tensi masing-masing untuk bisa berkolaborasi bersama,” imbuhnya.
Disinggung soal peran media menjelang Pemilu dan Pilkada, wakil sekretaris jenderal Keluarga Besar Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (KB FKPPI) ini menjelaskan bahwa posisi media itu independen. Namun demikian, ada peluang bagi media untuk menegaskan eksistensi sebagai pilar demokrasi sekaligus mengembangkan bisnis.
“Jadi persoalannya apakah mampu temen-temen untuk menemukan kreativitas dan inovasi sehingga orang mempercayai. Tidak hanya pada saat membaca berita, tetapi juga secara manajemen perusahaan ini sangat menarik sekali untuk kolaborasi,” pungkasnya. (****)