Garoetpos.com, GARUT – Kanya Anggraeni (10), warga Kampung Pakemitan, Desa Wanaraja, Kabupaten Garut, hidup dalam kondisi tanpa lubang anus. Anak dari pasangan Ahmad Herdiansyah (39) dan Kiki Rizkia (36) secara sepintas terlihat normal seperti anak pada umumnya.
Namun, tak banyak orang yang tahu, bahwa Kanya tak mempunyai anus sejak lahir, dan harus mendapat tindakan pengobatan lebih lanjut. Kondisi tersebut pertama kali diketahui, sejak 11 hari dari Kanya lahir.
“Awalnya Kanya badannya sakit panas, tidak mau minum ASI, dan perutnya keras, waktu itu saya panggil yang suka mandiin anak bayi, tadinya mau di obatin secara tradisional, namun ketika diperiksa anus nya tidak ada, dari situ diketahui bahwa anak saya itu lahir tanpa anus,”jelasnya.
Selain tanpa anus, Kanya juga menderita kebocoran jantung yang sampai saat ini berobat secara mandiri. Dengan kondisi yang serba kekurangan, saat ini orang tuanya masih kebingungan untuk biaya pengobatan Kanya yang mengharuskan tindakan operasi, dan sekarang berharap uluran tangan dari dermawan.
“Seiring berjalannya waktu, Kanya dilakukan operasi secara mandiri, Alhamdulillah terakhir operasi jantungnya beres dan mulai membaik, tinggal sekarang ini untuk operasi anus nya,”ungkapnya kepada Wartawan, saat ditemui di rumahnya. Kamis (2/2/2023)
Kiki menjelaskan, keseharian Kanya seperti anak pada umumnya, namun dengan kondisi seperti iyu, orangtua Kanya membatasi kegiatan anaknya itu agar tidak tidak terlalu cape.
“Seperti anak yang lain, Kanya juga sekolah, belajar agama, main sama anak lainnya, namun dengan kondisi seperti itu agak dibatasi, agar tidak mudah cape,”ujar Kiki.
Diketahui, orang tua Kanya kesehariannya membuka usaha sendiri di rumah, yakni membuat berbagai kue basah untuk di pasarkan ke pusat perbelanjaan di wanaraja Garut, setelah usaha sebelumnya anjlok saat musim pandemi covid-19. Dari usahanya itu, hanya cukup untuk makan sekeluarga.
“Dulu suami kerja, ada rizky nya untuk pengobatan Kanya, namun memasuki awal pandemi, usaha down, dan untuk biaya pengobatan yang tidak sedikit bolak balik cirebon-garut, akhirnya membuka usaha rumahan membuat kue untuk dijual ke pasar,”tuturnya.
Kiki menyebut, aset-aset banyak yang sudah dijual demi pengobatan anaknya itu, dan berharap ada uluran tangan dari dermawan.
“Aset sudah banyak yang dijual demi anak, saya berharap ada uluran tangan dari para dermawan untuk pengobatan Kanya, karena kondisi anak Saya ini sekarang dipasang kantung Kolestomi di sisi bagian perutnya untuk pembuangan karena tidak ada anus,”bebernya.
Diketahui Kanya Anggraeni (10) merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Ahmad Herdiansyah dan Kiki Rizkia, secara administrasi kependudukan, orang tua nya itu tinggal di Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja Garut. Namun karena keperluan untuk pengobatan anaknya, orang tua Kanya Anggraeni berpindah ke rumah orang tuanya yang berada di wilayah Desa Wanaraja, dikarenakan rumah yang mereka tempati terpaksa dijual untuk membiayai pengobatan anaknya itu.
Sementara sesuai dengan administrasi kependudukan, Kepala Desa Wanajaya Iip Firman Nurdin, mengatakan, pihaknya akan membantu semaksimal mungkin, yang mana orang tua Kanya ini mempunyai tunggakan BPJS sebesar kurang lebih Rp 10 juta.
“kami akan berusaha semaksimal mungkin agar proses pengobatan Kanya berjalan, pertama mencari solusi untuk tunggakan BPJS nya dulu,”katanya.
Turut melihat kondisi Kanya Anggraeni (10), Forkopimcam Wanaraja, juga koordinator wilayah (korwil) pendidikan Wanaraja, dan guru -guru Kanya, yang mana akan turut membatu mencari solusi agar pengobatan lanjutan Kanya bisa kembali dilakukan.
“semua akan mensupport keluarga untuk pemulihan Kanya kedepannya, agar proses operasi bisa kembali dilanjutkan, dan akan terus mendampingi baik itu saat pengobatan ke rumah sakit maupun proses operasinya,”pungkas Iip. (Adies CR)