Garoetpos.com– Revolving atau perguliran sapi perah merupakan timbal.balik pihak koperasi dengan para peternak. Dimana koperasi kepanjangan tangan pemerintah dalam mengelola sekaligus bertanngung jawab dalam pengembangannya. Sebaliknya para peternak adalah ujung tombak dalam menunjang keberhasilannya. Sehingga nantinya akan berkesinambungan antara pemangku kebijakan dan penerima manfaat.
Hal tersebut disampaikan drh. Yusep Saeful Hidayat dalam sambutannya pada acara revolving ( perguliran ) tahap ke 47 sapi bantuan Kemenegkop dan UKM RI tahun 2002. Bertempat di Gor Koperasi Peternak Garut Selatan ( KPGS) Cikajang Garut Jawa Barat, Rabu ( 20/ 12/ 2023).
Dijelaskan drh.Yusep, Sejauh ini KPGS telah berhasil dalam mempertahankan sekaligus mengembangkan sapi bantuan pemerintah.
Hal tersebut, ungkap Yusep dibuktikan dengan tingkat populasi sapi terus bertambah. Bertambahnya tingkat populasi tersebut, kata dia selaras dengan seringnya dilaksanakan perguliran. Dan hingga kini telah memasuki tahap 47.
” Alhamdulillah berkat keseriusan didasari dengan rasa penuh tanggungjawab seluruh steak holder yang ada. Sehingga KPGS hingga kini mampu mengģulirkan sapi perah bantuan pemerintah sebanyak 36 ekor melalui revolving tahap 47′” jelas Drh.Yusep Saeful Hidayat selaku koordinator kegiatan Revolving, jelas Yusep merupakan solusi dalam memberdayakan program pemerintah untuk membantu pertumbuhan perekomomian masyarakat. Dimana salah satunya dengan penyebaran populasi ternak sapi perah di para peternak. Sehingga diharapkan roda pertumbuhan perekonomian warga terus meningkat.
Didasari keyakinan juga keseriusan lembaga, yang didukung loyalitas sekaligus kepercayaan para peternak, tegas dia, KPGS terus berkiprah dalam menunjang program pemerintah melalui perkoperasian. Dimana sakah satu fungsinya adalah mensejahterakan para anggotanya.
“Dalam kegiatan revolving kali ini, kita berhasil menggulirkan sebanyak 36 ekor sapi. Dimana jumlah tersebut tercatat dalam revolving tahap ke 47. Sehingga jumlah keseluruhan sapi bantuan pemerintah berjumlah 2006 ekor yang tersebar di para peternak” sebut drh. Yusep.
Ditambahkan Yusep, sebelumnya bantuan sapi tersebut hanya berjumlah 150 ekor saja yang diterima KPGS yang langsung disebarkan kepada para peternak. Setelah beberapa tahun kemudian, KPGS berhasil melakukan perguliran pertama dengan jumlah 16 ekor. Dari jumlah 16 ekor sapi tersebut, kata dia, kini telah mencapai 2006 ekor yang tersebar di para peternak
drh. Yusep menjelaskan, adapun mekanisme serta aturan bagi penerima dan penggulir telah ditentukan oleh lembaga.
Hal tersebut, terang Yusep diterapkan semata mata selain sebagai bentuk legalitas payung hukum, sekaligus memotivasi para peternak agar sungguh sungguh memelihara sehingga nantinya menjadi asset serta modal demi kelangsungan kehidupan para peternak.
“Penerima perguliran wajib mentaati segala peraturan yang telah disepakti bersama, seperti mereka wajib menjual susu kepada KPGS, Dilarang menjual sapi tanpa izin” imbuhnya.
Seorang penggulir, Suhendar asal kelompok Nanjungjaya mengucapkan terimakasih kepada KPGS. Dimana atas kepercayaan yang diberikan koperas, i dirinya selalu menjaga dan memelihara jatah sapi bantuan tersebut, sekaligus bisa melunasinya dengan mengembalikan 2 ekor anaknya.
“Saya haturkan banyak terimakasih kepada KPGS yang telah memberikan kepercayaan kepada saya dalam memelihara sapi. Sehingga bisa menambah penghasilan keluarga” ucapnya.
Sementara itu, ketua KPGS, H. E. Suherman dalam sambutannya mewanti wanti baik penggulir maupun penerima sapi bantuan tersebut, supaya bersungguh sungguh dalam merawarnya, sehingga hasilnya dapat dinikmati.
Dia juga berpesan kepada para anggota agar senantiasa terus menjaga kehadiran koperasi yang merupakan asset milik bersama.
” Saya harpakan kepada seluruh peternak agar bisa menjaga marwah lembaga dimana kedudukan koperasi adalah milik bersama. Sehingga hasilnya dapat dinikmati bersama.” Harap H.E.. Suherman. (Asep Supriadi)*