Tahun ini, hasil panen padi di Kabupaten Garut diperkirakan akan mengalami penurunan. Hal ini merupakan salah satu dampak dari pengurangan kuota pupuk subsidi untuk Garut oleh pemerintah.
Hal itu disampaikan Ketua POKJA Pupuk Bersubsidi Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Rieza Fauzani di sela kegiatan Gebyar Diskon Pupuk di Gudang Taronggeng, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Sabtu, 10 Februari 2024. Kegiatan tersebut dilaksanakan pihak Pupuk Indonesia melalui Pupuk Kujang dengan harapan bisa membantu ketersediaan pupuk untuk para petani di Garut.
Dikatakan Rieza, alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Garut tahun 2024, Urea sebanyak 33.264 ton dan NPK sebanyak 25.419 ton.
Jumlah tersebut mengalami penurunan dari alokasi tahun sebelumnya yang mana Urea mencapai 55.974 tin dan NPK mencapai 40.956 ton.
Sedangkan Usulan Rencana Definitif Kelompok (RDKK) tahun 2024 Kabupaten Garut, imbuhnya, untuk Urea mencapai 62.995 ton dan NPK mencapai 86.544 ton. Dibandingkan dengan alokasi tahun lalu apalagi dibandingkan RDKK tahun 2024, alokasi pupuk bersubsidi untuk Garut itu tentu saja terbilang minim.
“Dampak penurunan alokasi pupuk bersubsidi tersebut tentu saja sangat berpengaruh. Secara langsung hal ini akan meningkatkan biaya produksi petani”, ujar Rieza.
Selain itu, dengan terjadinya penurunan alokasi pupuk bersubsidi untuk Garut, diperkirakan hasil panen padi pun akan mengalami penurunan. Hal ini tentu merupakan ujian berat bagi para petani di Garut.
Dia mengungkapkan, selain akibat pupuk, hasil produksi padi juga dipengaruhi berbagai faktor lainnya seperti iklim, serangan OPT, harga produk, serta ketersediaan sarana produksi. Pupuk itu sendiri merupakan bagian dari sarana produksi.
Disampaikannya, pengurangan alokasi pupuk bersubsidi disebabkan beberapa faktor. Salah satunya isu global perang Rusia-Ukraina sebagai produsen bahan baku pospor dan kalium serta gas alam bahan baku urea yang harganya naik.
Faktur lainnya adalah adanya pembatasan ekspor pospor dan kalium dari china, ditambah terganggunya suplai bahan baku dari Rusia dan Ukraina.
“Makanya kami sangat mengapresiasi kegiatan Gebyar Diskon Pupuk seperti ini yang akan sangat membantu para petani dalam ketersediaan pupuk. Kegiatan ini bisa membantu meringankan beban para petani akibat pengurangan pupuk bersubsidi”, katanya.
Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kujang, Yuni Setyaningrum, menyatakan program Gebyar Diskon Pupuk ini untuk membantu para petani agar bisa mendapatkan pupuk nonsubsidi dengan harga lebih terjangkau dari harga normal.
Untuk mendukung program ini,
di Kabupaten Garut, Pupuk Indonesia melalui Pupuk Kujang menyiapkan 5 ribu paket pupuk untuk petani.
Program Gebyar Diskon Pupuk ini, tutur Yuni, dilakukan guna menjaga kontribusi sektor pertanian di bidang ketahanan pangan dan ekonomi. Ini juga merupakan salah satu upaya pemerintah untuk terus menjaga ketersediaan pupuk baik subsidi maupun nonsubsidi.
Menurut Yuni, setiap tahun, pemerintah mengalokasikan sekitar Rp25 triliun untuk membantu petani mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau. Pada tahun 2024, pemerintah berencana menambah alokasi subsidi pupuk sebesar Rp14 triliun agar semakin banyak petani yang mendapat pupuk bersubsidi.
“Pemerintah saat ini juga mempermudah mekanisme penebusan pupuk bersubsidi hanya dengan Kartu Tanda Penduduk atau KTP. Hal ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh seluruh petani dalam memenuhi kebutuhan pupuknya”, ucap Yuni.
Dia mengatakan, tidak hanya menyediakan pupuk bersubsidi kepada petani, pemerintah juga menjamin ketersediaan pupuk nonsubsidi melalui Pupuk Indonesia. Pemerintah membantu para petani memperoleh pupuk dengan mudah guna mendukung program percepatan musim tanam pada awal tahun 2024.
Dikatakannya, program Gebyar Diskon Pupuk oleh pemerintah dalam hal ini BUMN dan Kementerian Pertanian melalui Pupuk Indonesia ini dilaksanakan di berbagai kota/kabupaten di Indonesia selama bulan Januari sampai dengan Februari 2024. Selama musim tanam ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dukungan bagi petani agar bisa mendapatkan hasil yang optimal di musim panen nanti.
Yuni juga menjelaskan, pada kegiatan ini pemerintah menugaskan Pupuk Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pupuk nonsubsidi dan mendorong petani agar segera melakukan penebusan pupuk, antara lain dengan menyiapkan pupuk nonsubsidi dengan harga terjangkau. Pemerintah juga senantiasa memastikan ketersediaan stok pupuk bersubsidi maupun nonsubsidi, antara lain dengan cara melakukan kunjungan kerja ke sejumlah wilayah sentra pertanian.
Lebih jauh diungkapkannya, hingga tanggal 31 Desember 2023 ketersediaan pupuk bersubsidi dan pupuk nonsubsidi tercatat sebesar 1.744.302 ton atau setara 236 persen dari ketentuan minimum stok yang ditetapkan pemerintah. Adapun angka stok ini terdiri dari pupuk bersubsidi sebesar 1.215.280 ton dan pupuk non-subsidi sebesar 529.022 ton.
“Pupuk Indonesia menjalankan program Gebyar Diskon Pupuk sesuai dorongan pemerintah agar petani bisa menikmati pupuk nonsubsidi dengan harga terjangkau serta membantu meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani. Semoga program ini dapat mendorong petani untuk menanam lebih awal sehingga kesuksesan musim tanam awal tahun ini bisa kita tuai bersama saat panen bulan april nanti,” katanya.(Aep Hendy S)***