Garoetpos.com – Sebulan belakangan ini aliran listrik di kota Garut sering padam baik tanpa pemberitahuan lebih dulu. Kondisi ini membuat masyarakat kecewa, padahal padamnya aliran listrik itu juga akibat ulah oknum yaitu bermain layang-layang menggunakan benang kawat.
Bagi pelanggan PLN, pemadaman mendadak bisa berakibat fatal terhadap peralatan elektronik. Seperti yang diungkapkan Rudi, warga Perumahan cempaka intan residence. Aliran listrik di wilayahnya, sekitar mulai pukul 16.00 hingga pukul 19.00.
“Yang kami sesalkan, padamnya aliran listrik ini sering terjadi di sore hari dan malam hari. Sekali padam, waktunya lebih dari 1 jam,” kata Rudi, kamis (27/07/2023).
Ternyata padamnya aliran listrik secara mendadak juga menimpa di kawasan Kecamatan Karangpawitan dan Kecamatan Garut kota. Sehingga masyarakat bertanya-tanya, kenapa aliran listrik belakangan ini sering padam. Padahal, biasanya bila dilakukan pemadaman, lebih dulu PLN memberitahukan kepada masyarakat.
Manager PLN UP3 Garut, Grahaita Gumelar di dampingi Manager PLN ULP Garut kota, Muhamad Fajar kepada Garoetpos mengakui, banyak keluhan masyarakat mengenai padamnya listrik tanpa pemberitahuan lebih dulu, bukan disengaja. Melainkan ada gangguan mendadak yang membuat jaringan listrik di gardu putus.
“Padamnya aliran listrik itu, pada saat ini sering diakibatkan layangan yang diterbangkan warga jatuh dan nyangkut di jaringan listrik. Akibat kejadian itu, batas isolasi tidak mampu bekerja lalu menimbulkan hubungan arus pendek dan listrik langsung padam, ” jelas Gumelar.
Menurut Gumelar, pihaknya tidak melarang warga bermain layangan untuk hiburan. Namun yang harus diperhatikan agar tidak menerbangkan layangan di dekat kabel jaringan PLN yang memiliki tegangan tinggi 20.000 volt. Walau layangan itu terbuat dari bahan yang memiliki hambatan kecil, tetap saja berbahaya bila menempel pada kabel jaringan jika kemudian basah terkena air hujan, bahkan yang kami temukan adalah menggunakan kawat pada sebagian ujung benangnya.
Manager PLN ULP Garut kota Muhamad fajar Menambahkan, untuk mencegah padamnya listrik akibat layangan, stafnya naik sepeda motor blusukan ke desa-desa yang rawan menerbangkan layangan. Tujuannya memberikan sosialisasi langsung kepada warga dan lewat aparat desa, pihak kecamatan, serta tokoh masyarakat.
Bahkan PLN berkoordinasi dengan aparat kepolisian serta TNI memberikan pemahaman bahayanya bermain layangan dekat kabel jaringan. M fajar menyadari, pihaknya tidak bisa maksimal mencegah terjadinya padamnya listrik akibat layangan, tanpa dukungan, kerjasama dan kesadaran masyarakatnya sendiri.
“Kami sering dikomplain warga, kenapa hanya akibat layangan, padamnya agak lama. Karena untuk mencari jaringan yang tersangkut layangan ini kami cukup sulit. Sebab begitu aliran listrik padam, layangannya sudah terbakar. Dan warga yang menerbangkan sudah lari,” papar M fajar
Kalau imbauan kepada masyarakat tidak diindahkan dan masyarakat sudah diberikan pengertian, maka selanjutnya akan diserahkan kepada pihak berwajib. Dan untuk memberikan efek jera bagi warga yang ketahuan layangan miliknya mengakibatkan aliran listrik padam, maka akan diancam pidana.
Proses penindakannya dipasrahkan kepada aparat kepolisian. Karena perbuatannya dinilai sengaja merusak aset negara yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat luas. (Erwin Goner)