Garoetpos.com – Revolving atau perguliran merupakan solusi sebagai upaya meningkatkan jumlah populasi sapi perah. Upaya tersebut hanya dapat berhasil jika seluruh komponen memiliki tanggung jawab serta kepeduliam yang tinggi untuk mencapai satu tujuan.
Hal tersebut disampaikan ketua Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS), H. E. Suherman dalam sambutannya pada acara revolving bantuan sapi perah Kemenegkop RI Tahun 2002 tahap 48 dan LPDB Tahun 2020 tahap 2. Bertempat diaula KPGS, Rabu (8/5/2024).
Hadir dalam kesempatan tersebut, jajaran pengurus KPGS, Badan Pengawas ( BP), serta para anggota penggulir juga penerima.
H.E.Suherman menjelaskan, bertambahnya jumlah populasi sapi perah dipastikan akan bertambah pula produksi susu yang dihasilkan, yang sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan para anggota.
H.E.Suherman menambahkan, dari jumlah populasi ternak yang ada sebanyak 2.399 ekor yang tersebar di 1.036 orang anggota, mampu menghasilkan 11.000 liter susu/hari. Jumlah tersebut kata dia, dihasilkan dari sapi laktasi sebanyak 922 ekor yang tersebar di 23 kelompok.
“Kami terus berupaya agar keberadaan koperasi terus berdiri, sebagai lembaga usaha para anggota. Wujud kepedulian serta tanggung jawab dari seluruh steak holder yang ada. Alhamdulillah koperasi yang menjadi kebanggan bersama terus melaju dalam menopang percaturan perekonomian warga khususnya para anggota.” ungkap ketua KPGS, H.E.Suherman.
Koordinator revolving, drh. Yusep Saeful Hidayat, saat dikonfirmasi usai kegiatan mengatakan, revolving atau perguliran sapi perah bantuan Kemenegkop RI telah menjadi agenda 4 bulanan. Dimana, sebut dia, perguliran kali ini memasuki tahap ke 48 serta tahap ke 2 kalinya Lembaga Pengelola Dana Bergulir ( LPDB).
Dalam kegiatan kali ini, ujar drh. Yusep, digulirkan sebanyak 40 ekor yang langsung diterima para peternak
” Alhamdulillah, KPGS berhasil menggulirkan sapi perah bantuan Kemenegkop RI hingga kini telah memasuki tahap 48 dengan dengan menggulirkan sebanyak 40 ekor. Sementara jumlah total keseluruhan yang telah digulirkan kepada para anggiota tercatat sebanyak 2.044 ekor. Ini membuktikan tanggung jawab koperasi dalam merealisasikan amanat dari pemerintah serta bentuk keseriusan lembaga dalam menunjang perekonomian warga. Sungguh capaian luar biasa.” ungkap drh. Yusep Saeful Hidayat.
Yusep menambahkan, bantuan sapi perah Kemenegkop dan UKM RI tahun 2002, awalnya berjumlah 150 ekor. Dari jumlah tersebut, sebut Yusep, baru bisa digulirkan anak keturunannya sebanyak 16 ekor melalui reviolving tahap 1 pada 06 Maret 2005, sedangkan revolving akhir yaitu tahap 48 sapi anak keturunanya mencapai jumlah sebanyak 2.044 ekor yang telah tersebar di anggota peternak.
Yusep menjelaskan, mekanisme, serta aturan bagi penerima juga penggulir telah dituangkan melalui Berita Acara (BA) perjanjian dengan ketentuan yang telah disepakati antara penerima juga pihak lembaga.
Aturan tersebut meliputi, pihak penerima perguliran dilarang mengganti atau mencabut no telinga sapi, wajib mengembalikan 2 anak keturunanya baik berjenis kelamin jantan maupun betina yang telah mempunyai ukuran dada sekurang kurangnya 110 cm, serta berumur lebih dari 6 bulan, juga mereka wajib menyetorkan susu kepada KPGS.
“Apabila penerima telah mengembalikan 2 ekor anak keturunnya. Induk anak sapi hasil revolving tersebut menjadi hak milik peternak” sebut drh. Yusep Saeful Hidayat.
Sementara itu, seorang penggulir Abas ( 46) peternak asal kelompok Hurip Mandiri, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada managemen KPGS, yang telah mempercayainya dalam memelihara sapi bantuan Kemenegkop tersebut. Dimana dirinya telah mampu melunasi kewajibannya yaitu mengembalikan anak sapi sebanyak 2 ekor.
“Saya ucapakan banyak terimakasih kepada KPGS yang selama ini telah memberikan lahan usaha berupa sapi perah sebagai penopang perekonomian keluarga. Semoga KPGS terus berdiri kokoh sebagai lembaga usaha yang terus berkontribusi melalui usaha persusuan” ucapnya. (Asep Supriadi)****