Garoetpos.com – Ratusan karyawan RSUD dr. Slamet Garut melakukan aksi demonstrasi di lapangan apel rumah sakit tersebut, pada Selasa (24/05/2022).
Seperti yang dilansir Merdeka.com, mereka berunjuk rasa karena uang jasa pelayanan (JasPel) BPJS belum diberikan sejak Oktober 2021.
Menurut salah seorang nakes yang menjadi peserta aksi itu mengatakan, mereka belum menerima jasa pelayanan BPJS sejak Oktober 2021 hingga April 2022.
“Biasanya kami menerima uang jaspel ini paling telat tiga bulan. Tapi ini sudah delapan bulan kami belum menerima,” jelasnya.
Dalam aksi yang dilakukan bersama ratusan pegawai RSUD dr.Slamet Garut lainnya, ia meminta kejelasan dari pihak manajemen rumah sakit agar haknya segera dibayarkan.
“Kalau diakumulasikan dari setiap pegawai, ini ditunggak jutaan, padahal uang (jaspel) itu betul-betul kami butuhkan untuk keberlangsungan keseharian di keluarga masing-masing. Bahkan diantara kami ada yang sampai ngutang dulu untuk menutupi kebutuhan hariannya karena jaspel yang belum dibayar itu,” jelasnya.
Menurutnya, jika dirata-ratakan biasanya ia menerima uang jasa pelayanan BPJS hingga Rp.2 juta per bulan. Dengan jumlah rata-rata itu, maka setidaknya uang yang belum diterimanya sekitar Rp.16 juta.
“Yang lain, ada yang jumlahnya lebih besar dari itu. Jadi manajemen RSUD dr.Slamet punya tunggakan yang cukup besar jasa pelayanan BPJS kepada para pegawai,” sebutnya.
Ia juga tidak mengetahui secara pasti penyebab dari belum cairnya uang jasa pelayanan BPJS di RSUD dr Slamet itu.
“Kalau di rumah sakit lain pas saya tanya, lancar saja setiap bulan cair. Ini apakah pihak rumah sakitnya tidak mengklaimkan atau bagaimana, saya tidak tahu. Tapi manajemen juga punya utang tunggakan di tahun kemarin, masa iya nggak tutup buku,” jelasnya.
Meski sejumlah pegawai RSUD dr Slamet Garut melakukan aksi, ia memastikan pelayanan di rumah sakit milik pemerintah daerah itu tetap berjalan normal. Alasannya, aksi hanya diikuti pegawai dengan jadwal shift siang atau malam.
Sementara Direktur RSUD dr.Slamet Garut Husodo Dewo Adi belum memberikan keterangan resmi terkait aksi tersebut. Saat dihubungi untuk dikonfirmasi, ia mengaku masih melakukan rapat terkait aksi yang dilakukan para pegawainya.
“Nanti lagi ya, saya masih belum selesai rapat tentang ini, nuhun pisan ya,” jawabnya.
Secara terpisah, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan jika dirinya sudah meminta manajemen RSUD dr Slamet untuk menyelesaikan persoalan uang jasa pelayanan yang belum dibayarkan. Ia mengaku sebelumnya sempat mengingatkan hal itu dalam rapat virtual.
“Saya kan sudah minta supaya itu diselesaikan. Direktur (RSUD dr.Slamet) harus bertanggung jawab sebagai pimpinan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Saya sudah mengingatkan menegur langsung dalam apel virtual pada dua minggu lalu, selesaikan (Jaspel BPJS) untuk Oktober, November, Desember, terutama mereka yang tidak menangani (pasien) Covid-19. Kalau yang menangani Covid-19 kebanyakan uangnya, khususnya dokter”.,pungkasnya.
(Sumber : Merdeka.com)