Garoetpos.com – Pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. (Suradinata ,1997:11).
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Prof Ahmad Satori Ismail mengatakan banyak sekali yang menjadi godaan Pemimpin secara global.
“Pemimpin dapat tergoda harta dan wanita, bahkan hingga akhir zaman,” ujarnya.
Ada tiga hal penghancur yang bisa menjadikan manusia jatuh dan tersungkur dalam kehinaan di dunia, di mata manusia dan tentunya dihadapan Alloh SWT. Ketiga hal itu adalah harta, tahta dan wanita.
Kita tentunya sering membaca dan melihat berita tentang para pemimpin baik di tingkat atas, menengah atau tingkat bawah yang terjerat kasus hukum, padahal orang-orang ini merupakan publik figur yang sudah seharusnya menjadi suri teladan bagi orang banyak.
Baru-baru ini, kita dihebohkan ada oknum Kepala Desa Perdamean yang diduga telah meniduri isteri warganya. Ada juga Oknum Kepala Desa yang ketahuan selingkuh dengan isteri warganya sehingga mengundang kekesalan warga untuk menyegel kantor Desa dan menuntut Kepala Desa untuk diberhentikan.
Kasus di atas merupakan contoh kecil dari potret nyata para pemimpin, pejabat dan para penguasa negeri yang kita cintai ini. Yang dikarenakan tidak mampu menjaga diri dari godaan. Padahal, Rasulullah SAW selalu mengingatkan dan berwasiat kepada ummatnya agar senantiasa menjaga diri dari godaan dunia ini.
Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya mengenai keharusan kita waspada terhadap pesona dunia dan goda rayu wanita, Rasulullah saw berujar, ”Hati-hatilah kalian dari pesona dunia dan hati-hatilah dari goda rayu wanita. (HR. Ad-Dailami)
Sebagai warga yang baik, tentunya kita mempunyai harapan yang besar terhadap para pemimpin negeri ini, para Gubernur, para Bupati, para Camat sampai kepada para Kepala Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat di bawah.
Apa yang seharusnya kita lakukan sebagai warga ketika melihat, mendengar ada oknum pemimpin yang melakukan hal tidak senonoh seperti pada contoh kasus di atas?
Dari Abu Sa’id al-Khudriy Ra., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” (HR Muslim).
Sabda Rasulullah SAW di atas sudah sangat jelas memahamkan kita untuk melakukan langkah-langkah ketika melihat kemungkaran. Akan tetapi kita juga harus sadar dan mawas diri, karena pemimpin-pemimpin seperti itu terlahir dari lingkungan warga masyarakat yang mempunya sifat dan karakter yang sama dengan para pemimpinnya. “Sebagaimana keadaan kalian, seperti itulah pemimpin kalian” (HR Al-Baihaqi).
Tugas kita sekarang adalah segera memperbaiki diri, memperbaiki keluarga dan memperbaiki lingkungan warga sekitar, dengan harapan ke depannya bisa melahirkan para pemimpin yang menjadi panutan warganya dan bisa menjaga kehormatan dan nama baik diri dan keluarganya serta bisa dan mampu membawa warganya untuk mendapatkan ridho Alloh SWT.
Wallahu a’lam
Penulis : Yusup Budiman